Jakarta -Rabun jauh atau miopia merupakan kondisi mata yang menyebabkan objek yang letaknya dekat terlihat jelas, sementara objek yang letaknya jauh terlihat kabur.
Kondisi ini ternyata dapat dipengaruhi karena kurangnya asupan Vitamin D3 pada tubuh.
Mengutip dari laman Kementerian Kesehatan, tingkat keparahan myopia sangat beragam dan berbeda-beda.
Pengidap rabun jauh yang ringan umumnya tidak membutuhkan penanganan khusus.
Namun, rabun jauh yang tergolong parah akan mempengaruhi kemampuan melihat pengidapnya sehingga harus ditangani dengan seksama.
Myopia dapat disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari faktor genetik hingga keadaan lingkungan.
Namun baru-baru ini, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr.
Sowmya R, Konsultan, Departemen of Pediatric Ophthalmology and Strabismus, Rumah Sakit Mata Sankara telah mengungkapkan kekurangan vitamin D3 pada anak-anak yang kemungkinan berkontribusi terhadap myopia progresif.
Mengutip dari laman India Times, penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu sejak Januari hingga Juli 2022.
Peneliti memeriksa anak-anak dalam kelompok usia 8 hingga 14 tahun (31 laki-laki dan 20 perempuan) dan menemukan bahwa kadar vitamin D3 kurang pada 38 anak.
Hanya 13 anak yang tercatat memiliki kadar normal di atas 30 ng/ml.Studi ini menyoroti kemungkinan penggunaan kadar vitamin D3 dalam protokol untuk mengobati anak-anak dengan miopia progresif.
Miopia diperkirakan terjadi pada 5,3 persen pada anak-anak India dan 35,6 persen pada orang dewasa.
Kadar vitamin D3 ini dianggap sebagai penanda kurangnya paparan sinar matahari.
Paparan sinar matahari dan waktu yang dihabiskan di luar ruangan terbukti menjadi faktor kunci dalam perkembangan miopia alias rabun jauh.
Karena itu, orang tua perlu memastikan bahwa anak-anak mendapatkan paparan sinar matahari minimal 90 menit setiap hari.